Friday, October 12, 2018

CH7 PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SISTEM EKONOMI AKUNTANSI
 01 OKTOBER 2018


CHAPTER 7
PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Pengendalian internal (internal control) adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah dicapai.
  • Mengamankan aset--mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatan yang tidak sah.
  • Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar.
  • Memberikan informasi yang akurat dan reliabel.
  • Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
  • Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.
  • Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan.
  • Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal adalah sebuah proses karena ia menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen.
Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi penting sebagai berikut.
  1. Pengendalian preventif (preventive control), mencegah masalah sebelum masalah timbul.
  2. Pengendalian detektif (detective control), menemukan masalah yang tidak terelakkan.
  3. Pengendalian korektif (corrective control), mengifentifikasi dan memperbaiki masalah serta memperbaiki dan memulihkannya dari kesalahan yang dihasilkan.
Pengendalian internal sering kali dipisahkan dalam dua kategori sebagai berikut.
  1. Pengendalian umum (general control), memastikan lingkungan pengendalian sebuah organisasi stabil dan dkelola dengan baik.
  2. Pengendalian aplikasi (application control), mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan transaksi serta penipuan di dalam program aplikasi.
PRAKTIK KORUPSI ASING DAN SARBANES-OXLEY ACTS
SOX  merupakan undang-undang berorientasi bisnis yang paling penting dalam 80 tahun terakhir. Undang-undang ini mengubah cara dewan direksi dan manajemen beroperasi serta memiliki dampak yang kuat terhadap CPA yang mengaudit mereka. Berikut beberapa aspek terpenting SOX:
  • Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). Tujuannya untuk mengendalikan profesi pengauditan (auditing).
  • Aturan-aturan bagi para auditor.
  • Peran baru bagi komite audit.
  • Aturan baru bagi manajemen.
  • Ketentuan baru pengendalian internal.

KERANGKA PENGENDALIAN
Kerangka COBIT. Kerangka COBIT 5 menjelaskan praktik-praktik terbaik untuk tata kelola dan manajemen TI yang efektif. Selain itu, COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip utama tata kelola dan manajemen TI. Prinsip-prinsip itu sebagai berikut.
  1. Memenuhi keperluan pemangku kepentingan
  2. Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung
  3. Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal
  4. Memungkinkan pendekatan holistik
  5. Memisahkan tata kelola dari manajemen 
Kerangka Pengendalian Internal COSO. Committee of Sponsoring Organizations (COSO) terdiri dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association), AICPA, Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors), Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountants), dan Ikatan Eksekutif Keuangan (Financial Executives Institute). Pada 1992, COSO menerbitkan Pengendalian Internal (Internal Control)-- Kerangka Terintegrasi (Integrated Framework)--IC, yang diterima secara luas sebagai otoritas untuk pengendalian internal yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturanm dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis.

Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan COSO
Untuk memperbaiki proses manajemen risiko, COSO mengembangkan kerangka pengendalian kedua yang disebut Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk Management)--Kerangka Terintegrasi (Integrated Framework)--ERM. Kerangka ERM adalah proses yang digunakan oleh dewan direksi dan manajemen untuk mengatur strategi, mengidentifikasi kejadian yang mungkin memengaruhi entitas, menilai dan mengelola risiko, serta menyediakan jaminan memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Prinsip-prinsip dasar di balik ERM adalah sebagai berikut.
  • Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi para pemiliknya
  • Manajemen harus memutuskan seberapa banyak ketidakpastian yang akan ia terima saat menciptakan nilai
  • Ketidakpastian menghasilkan risiko, yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai
  • Ketidakpastian menghasilkan peluang, yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara positif memengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai
  • Kerangka ERM dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan mempertahankan nilai

Lingkungan internal (internal environment), atau budaya perusahaan, mempengaruhi cara organisasi menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan mengidentifikasi, menilai, serta merespons risiko.
Sebuah lingkungan internal mencakup hal-hal sebagai berikut.
  1. Filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera risiko
  2. Komitmen terhadap integritas, nilai-nilai etis, dan kompetensi
  3. Pengawasan pengendalian internal oleh dewan direksi
  4. Struktur organisasi
  5. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab
  6. Standar-standar sumber daya manusia yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten
  7. Pengaruh eksternal

No comments:

Post a Comment

CH22 DESAIN SISTEM, IMPLEMENTASI, DAN OPERASI

SISTEM EKONOMI AKUNTANSI 7 JANUARI 2019 CHAPTER 22 DESAIN SISTEM, IMPLEMENTASI, DAN OPERASI Desain Sistem Konsept...